Selasa, 16 September 2014

Laporan Pendahuluan Askep Atrial Septal Defect (ASD)

Atrial Septal Defect
Laporan Pendahuluan Atrial Septal Defect (ASD)

Pengertian

Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kaan dan atrium kiri.Pengertian lain ASD adalah suatu defek jantung kongenital asianotik,dimana terdapat lubang abnormal pada septum abnormal. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrom Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakro.

Defek septum atrial atau Atrial Septum Defect adalah gangguan septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menuup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur. Angka kejadian ASD berkisar 1 dari 1500 kelahiran hidup. Lubang septum tersebut dapat terjadi di bagian mana saja dari septum namun bagian tersering adalah pada bagian foramen ovale yang disebut dengan ostium sekundum ASD.

Kelainan ini terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan berlebihan atau tidak adekuatnya pertumbuhan dari septum.Patent Foramen Ovale (PFO) yang terjadi pada 20% yang populasi bukanlah ASD yang sebenarnya.Foramen ovale merupakan lubang pada janin yang terdapat diantara rongga atrium.Pada saat lahir,lubang ini akan menutup secara alami dan secara anatomis akan menutup sempurna pada bayi usia 6 bulan dengan cara bergabung dengan septum atrial. PFO terjadi apabila didapatkan kegagalan penutupan atau penggabungan dengan septum atrial.



Etiologi

Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.

Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor Prenatal
  • Ibu menderita infeksi Rubella
  • Ibu alkoholisme
  • Umur ibu lebih dari 40 tahun
  • Ibu menderita IDDM
  • Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
  • Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
  • Ayah atau ibu menderita PJB
  • Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
  • Lahir dengan kelainan bawaan lain


Manifestasi klinik

Anak dengan defek optium sekundum paling sering, dan lesi mungkin tidak ditemukan selama pemeriksaan fisik. Bahakan ASD sekundum sangan besar sangat jarang menimbulkan gagal jantung yang jelas secara klinis pada masa anak, pada anak yang lebih tua berbagai tingkat intoleransi latihan fisik mungkin ditemukan. Sering kali tingkat keterbatasan tidak tampak pada keluarga sampai sesudah perbaikan secara bedah, ketika tingkat aktivitas anak bertambah dengan jelas. Pada anak dan bayi yang lebih tua tanda – tanda fisik biasa khas tetapi tidak kentarak dan memerlukan pemeriksaan yang teliti dan perhatian khusus pada suara jantung.
Nadi normal. Kuat angkat ventrikel kanan teraba dari linia stanalis kiri ke linia midklavikularis. Suara jantung prtama keras dan kadang – kadang ada klik ejeksi pulmunal. Kebanyakan penderita, suara jantung kedua pada linia parasternalis kiri atas memebelah lebar dan pembelahannya konstan pada semua fase respirasi. Tanda – tanda auskultasi ini khas dan adalah defek yang meningkatkat defek yang menghasilakn kenaikan volume diastolik ventrikel kanan secara konstan dan waktu ejeksi yang diperpanjang. Bising sistolik adalah tipe ejeksi, nada sedang, tanpa kualitas yang keras, jarang siseratai oleh getaran, dan paling baik di dengarkan pada linia parasternalis kiri, media dan atas. bising ini dihasilkan oleh bertambahnya aliran yang melewati saluran aliran keluar ventrikel kanan ke dalam arteri pulmunaris. Bising middiastolik, pendek, lumbal yang dihasilkan oleh bertambahnya volume aliran darah yang melewati katup trikuspidalis sering dapat didengar di linia parasternalis bawah. Tanda ini, yang mungkin kentara dan terdengar terbaik dengan setoscop corong, merupakan suatu tanda diagnostik yang sangat baik dan biasanya menunjukkan rasio shunt sekurang – kurangnya.



Patofisiologi

Patofisiologi yang terjadi adalah;
  • Lubang abnormal diantara dua atrium yang mengakibatkan darah mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan (dari yang mengandung oksigen ke yang tidak mengandung oksigen) karena tekanan pada sisi kiri jantung lebih tinggi.
  • Peningkatan volume darah atrium kanan diejeksikan ke dalam ventrikel kanan dan akhirnya terjadi hipertropi ventrikel kanan karena menampung banyak darah.

Pada kasus Atrial septal defect yang jarang terjadi komplikasi, darah yang mengandung oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari atrium tersebut.normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kna berkurang.hal ini berakibat volume serta ukuran atrium kana dan ventrikel kanan meningkat.jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang meningkat shunt dari kiri ke kanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Einsenmenger bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat,arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan ke kiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.

Perjalan yang terjadi adalah :
  • Darah dari atrium kiri masuk ke atrium kananà beban pada ventrikel kanan,A,pulmonalis,kapiler paru,atrium kanan.
  • Tahanan A.pulmonalis naikàperbedaan tekanan ventrikel kanan dan A,pulmonalisàbising sistolik (bising stenosis relatif katup pulmonal)
  • Lama-kelamaan terjadi peningkatan ventrikel kana yang permanen.


Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi :
  • Gagal jantung
  • Penyakit pembuluh darah paru
  • Endokarditis
  • Obstruksi pembuluh darah pulmonal(hipertensi pulmonal)
  • Aritmia
  • Henti jantung
  • ASD dan VSD

Pemeriksaan penunjang
  1. Laboratorium
  2. Foto thorax
  3. EKG ; deviasi aksis ke kiri pada ASD primum dan deviasi aksis ke kanan pada ASD Secundum; RBBB,RVH
  4. Echo
  5. Kateterisasi jantung ; prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan kedalam serambi jantung melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample darah memberikan sumber-sumber informasi tambahan.
  6. TEE (Trans Esophageal Echocardiography)

Penatalaksanaan

Terapi medis
  • Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada masa anak berusia 5 -10 tahun. Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi Eisenmenger umumnya menunjukkan prognosis buruk
Terapi non medis
  • Pemberian oksigen
  • Pemberian cairan dan nutrisi
  • Pemberian prostaglandin E1
  • Koreksi terhadap gagal jantung dan disritmia
  • Koreksi terhadap kelainan metabolik

Laporan Pendahuluan Askep Atrial Septal Defect (ASD)

Pengkajian

1) Biodata
  • Terutama lebih banyak menyeraang anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.
2) Keluhan Utama
  • Nyeri
3) Riwayat Penyakit Sekarang
  • Sesak nafas sianosis, kelemahan, nafas cepat, nyeri.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
  • Pernah menderita penyakit jantung.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
  • Didalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung.
6) Activity Daily Life
  • Nutrisi : Anoreksa, mual, muntah, kadang – kadang terjadi.
  • Aktivitas : Mengalami kelemahan fisik, letih, lelah.
  • Istirahat tidur : Mengalami gangguan karena sesak.
  • Eliminasi : Memerlukan bantuan
  • Personal Hygiene : Memerlukan bantuan
7) Pemeriksaan
  • Aktivitas ventrikel kanan jelas teraba parasternal kanan, dan thrill (25%) di sela iga II atau kiri, pada auskultasi didapatkan sistolis mur – mur II , pada defect besar didapatkan.
  • Efection sistolik mur – mur
  • Flow mur – mur
  • Mur – mur pernsistolic di apex bila terdapat mitral defectelert.
  • Wide fixed split bunyi jantung.
  • Pada foto thorax pembesaran jantung, atrium kanan, atrium kiri dan arteri menonjol.

Diagnosa Keperawatan
  1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
  2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
  3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan(isolasi sosial)
  4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
  5. Resiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi
  6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit ASD.

Rencana Keperawatan dan Rasional

Diagnosa I : Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur

Intervensi
  1. Beri digoksin sesuai dengan program,dengan menggunakan kewaspadaan yang dibuat untuk mencegah toxisitas.
  2. Beri obat penurunan afterload sesuai program.
  3. Beri diuretik sesui program.

Diagnosa 2 : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen

Intervensi
  1. Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan.
  2. Anjurkan permainan dan aktifitas yang tenang.
  3. Bantu anak memilih yang sesaui dengan usia, kondisi, dan kemampuan.

Diagnosa 3 : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan(isolasi sosial)

Intervensi
  1. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
  2. Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila dianjurkan
  3. Izinkan anak untuk menata ruangannya sendiri dan batasan aktifitas karena anak akan beristirahat bila lelah

Diagnosa 4 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah

Intervensi
  1. Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi
  2. Beri istirahat yang adekuat
  3. Beri nutrisi optimal untuk mendukung pertahanan tubuh alami

Diagnosa 5 : Resiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi

Intervensi
1. Ajari keluarga untuk mengenali tanda-tanda komplikasi, gagal jantung kongestif :
  • Takikardi,khususnya selama istirahat dan aktifitas ringan
  • Takipnea
  • Keringat banyak dikulit kepala,khususnya pada bayi
  • Keletihan
  • Mual
  • Muntah
  • Anoereksia
  • Bradikardi
  • Hipoksia-sianosis,gelisah.
2. Ajari keluarga untuk melakukan intervensi selama serangan hipersianotik
  • Tempatkan anak pada posisi lutut-dada dengan kepala dan dada ditinggikan.
  • Tetap tenang
  • Beri oksigen 100% dengan masker wajah bila ada.
  • Hubungi praktisi
3. Jelaskan atau klarifikasi informasi yang diberikan oleh praktisi dan ahli bedah pada keluarga
4. Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.
5. Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan dengan pembedahan


Diagnosa 6 : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit ASD.

Intervennsi
  1. Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat) tentang ketakutan mereka dan masalah defek jantung dan gejala fisiknya pada anak karena hal ini sering menyebabkan anxietas
  2. Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak selama hospitalisasi untuk memudahkan koping yang lebih baik di rumah
  3. Bantu keluarga untuk menentukan aktifitas fisik dan metide disiplin yang tepat untuk anak.


Evaluasi 

Proses : langsung setelah setiap tindakan
Hasil : tujuan yang diharapkan
  1. Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia.
  2. Anak berpartisipasi dalam aktifitas fisik yang sesuai dengan usia
  3. Anka bebas dari komplikasi pasca bedah
  4. Anak mempertahankan oksigenasi yang adekuat
  5. Anak mempertahankan status nutrisi yang adekuat
  6. Anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar